Thursday, August 8, 2013

Santo Dominikus

Dominikus dilahirkan di Castile, Spanyol, pada tahun 1170. Ia adalah putera keluarga Guzman. Ibundanya adalah Beata Yoana dari Aza. Ketika Dominikus berusia tujuh tahun, ia mulai bersekolah. Pamannya, seorang imam, membimbingnya dalam pelajaran.

Setelah beberapa tahun lamanya belajar, Dominikus menjadi seorang imam juga. Ia hidup dengan tenang dalam doa dan ketaatan bersama para imam lainnya. Tetapi Tuhan mempunyai rencana yang indah bagi Dominikus. Ia dipanggil untuk mendirikan suatu ordo religius yang baru. Ordo tersebut diberi nama Ordo Praedicatorum (OP = Ordo Para Pengkhotbah) atau “Ordo Santo Dominikus”, sesuai namanya.

Para imam Dominikan berkhotbah tentang iman. Mereka berusaha meluruskan kembali ajaran-ajaran sesat Albigensia. Semuanya itu bermula ketika Dominikus sedang dalam perjalanan melewati Perancis Selatan. Ia melihat bahwa bidaah Albigensia telah amat membahayakan orang banyak. Dominikus merasa berbelas kasihan kepada mereka yang bergabung dengan bidaah sesat tersebut. Ia berusaha menyelamatkan mereka. 



Para imam Dominikan pada akhirnya berhasil mengalahkan bidaah yang amat berbahaya tersebut dengan doa, teristimewa dengan Doa Rosario, doa yang diajarkan Bunda Maria sendiri kepada Dominikus. Tidak seorang pun pernah melakukannya lebih dari St. Dominikus dan para pengkhotbahnya dalam menyebarluaskan devosi Rosario yang indah.

St. Louis Marie de Montfort menuliskan sedikit mengenai kisah itu:

“Ada lagi yang terkait dalam sejarah St. Dominikus. Dekat Carcassonne, di mana St. Dominikus sedang berkhotbah mengenai Rosario, ada bidaah malang yang kerasukan sejumlah besar iblis. Roh-roh jahat yang kebingungan ini dipaksa atas perintah Bunda Maria untuk mengakui kebenaran-kebenaran yang menghibur dan agung berkenaan dengan devosi kepadanya. Para roh jahat ini melakukan pengakuan ini begitu jelas namun terpaksa sehingga bagaimanapun lemahnya mungkin devosi kita kepada Bunda Maria, kita tidak bisa membaca kisah otentik ini yang berisi semacam penghormatan yang sebenarnya enggan diberikan oleh para iblis kepada devosi untuk Bunda Maria, tanpa meneteskan air mata kebahagiaan.”

Apakah gerangan yang terjadi ? Pengakuan macam apakah yang terpaksa dilakukan para roh jahat itu atas perintah Bunda Maria ?

Inilah sekelumit kisahnya. Lengkapnya dapat dibaca dihttp://perawanmaria.wordpress.com/2012/10/15/sepenggal-kisah-s-dominikus-mengalahkan-bidaah-albigensia

Sekitar 12.000 orang berkumpul di Carcassone ketika Dominikus berkhotbah mengenai Rosario. Hadir pula seorang bidaah Albigensia yang kerasukan roh-roh jahat. Dominikus mengalungkan sebuah Rosario di leher orang Albigensia itu dan memerintahkan roh-roh jahat itu untuk menyatakan siapakah dari orang-orang kudus di surga yang paling mereka takuti dan yang seharusnya paling dicintai dan dihormati manusia?

Karena roh-roh jahat itu tetap diam dan tidak menghiraukan perintahnya, Dominikus berlutut dan berdoa kepada Bunda Maria,

“Ya Perawan Maria yang mulia dan penuh kuasa, aku memintamu dengan kekuatan Rosario Suci untuk memerintahkan musuh-musuhmu ini supaya menjawab pertanyaanku.“

Segera setelah doa Dominikus itu, sebuah nyala api keluar dari telinga, hidung dan mulut orang Albigensia. Semua orang menggigil ketakutan, tetapi api itu tidak melukai seorang pun. Dan roh-roh jahat ini berteriak:

“Dominikus, kami mohon kepadamu atas nama sengsara Yesus Kristus dan atas berkat Bunda-Nya yang suci dan semua orang kudus, biarkanlah kami pergi dari tubuh orang ini, tanpa berbicara lagi karena malaikat-malaikatmu akan menjawab pertanyaanmu itu kapan saja kamu mau. Lagipula bukankah kami semua adalah pembohong-pembohong? Jadi mengapa kamu mau percaya kepada kami? Tolong, janganlah siksa kami lagi, kasihanilah kami.“

“Celakalah kamu roh-roh jahat, yang tidak pantas didengarkan“, kata Dominikus.

Dominikus berlutut berdoa kembali kepada Bunda Maria:

“Ya Bunda yang bijaksana, aku berdoa untuk orang-orang yang berkumpul di sini yang telah belajar mengucapkan Salam Maria dengan baik. Aku mohon kepadamu, paksalah musuh-musuhmu ini untuk mengatakan kebenaran dan tidak lain selain kebenaran saja, di sini saat ini juga, di depan orang banyak ini.“

Belum selesai mengucapkan doanya, Dominikus melihat Perawan yang mulia datang dengan malaikat-malaikatnya. Ia memukul orang Albigensia itu dengan tongkat emas dan berkata kepada roh-roh jahat itu:

“Jawablah hambaku Dominikus, sekarang juga!“

(Tidak ada orang lain yang melihat dan mendengar Bunda Maria selain St. Dominikus).

Kemudian roh-roh jahat itu menjerit:

“Ya, Engkaulah musuh kami, kekacauan-kekacauan dan kekalahan kami, mengapa engkau datang dari surga hanya untuk menyiksa kami? Pembela para pendosa, engkau telah merebut mereka dari rahang neraka, engkaulah jalan yang pasti menuju ke surga. Haruskah kami mengakui siapakah penyebab kekalahan dan rasa malu kami? Celakalah kami sumber kegelapan.

Maka dengarkanlah hai orang-orang kristen, Bunda Yesus Kristus ini sangatlah berkuasa dan dia dapat menyelamatkan hamba-hambanya dari neraka. Dialah matahari yang mengalahkan kegelapan dari tipu muslihat dan kecerdikan kami. Dialah yang membongkar rencana-rencana jahat kami, membongkar jerat kami dan membuat godaan-godaan kami tidak berguna dan gagal! Kami harus mengatakan dengan amat sangat berat hati bahwa tidak ada satu jiwa pun yang telah tekun melayaninya dibuang bersama kami [ke dalam neraka]. Sekali saja ia mengeluh kepada Tritunggal Yang Maha Kudus, ia lebih didengar dari pada semua doa keinginan dan kurban seluruh orang kudus.

Kami lebih takut akan dia dari pada semua orang kudus di surga dan kami tidak pernah berhasil mengganggu hamba-hambanya. Banyak sekali orang kristen yang memanggilnya pada saat ajalnya, orang yang seharusnya masuk neraka diselamatkan oleh perantaraannya.

Oh, kalau saja Maria (dengan nada amarah yang begitu hebat, mereka menyebut namanya) tidak mengadu kekuatannya dengan kami dan tidak mengacaukan rencana-rencana kami, kami sudah menguasai Gereja dan merusaknya lama sebelum ini. Dan kami sudah melihat jatuhnya semua Kongregasi Gereja!

Sekarang karena kami telah dipaksa berbicara, kami harus menyatakan bahwa mereka yang tekun mengucapkan doa Rosario tidak akan dihukum [abadi], karena ia memberikan hamba-hambanya rahmat penyesalan dosa dan dengan ini mereka mendapatkan pengampunan dan belas kasihan Allah.“

====

St. Dominikus wafat di Bologna pada tanggal 7 Agustus 1221. Sahabat dekatnya, Kardinal Ugolino dari Venisia yang kemudian menjadi Paus Gregorius IX, yang menyatakan Dominikus sebagai orang kudus pada tahun 1234.

No comments:

Post a Comment