Thursday, August 8, 2013

Para Martir di aceh


Mungkin di antara kalian tidak banyak yang mengetahui bahwa bumi Indonesia (tepatnya di Serambi Mekah NAD) pernah disiram oleh darah para martir: Dionisius a Nativitate dan Redemptus a Cruce. Keduanya sudah dibeatifikasi Paus Leo XIII pada tanggal 10 Juni 1900.

Siapakah Dionisius a Nativitate dan Redemptus a Cruce ?

Dionisius a Nativitate adalah nama biara dari Pierre Berthelot (Jr). Ayahnya seorang dokter dan kapten kapal. Karena itulah, Pierre tumbuh menjadi seorang pelaut ulung dan ahli navigasi. Sempat dibawa ke Jawa sebagai tawanan VOC Belanda, Pierre akhirnya bekerja pada AL Portugis di Malaka. Bahkan Raja Portugis menyebutnya sebagai “ahli navigasi dan pembuat peta Asia” yang luar biasa. Peta-peta laut yang dibuatnya amat terkenal, antara lain peta pulau Sumatera yang hingga kini disimpan di Museum Inggris.

Mengenal Bunda Theresa




Tanggal 26 Agustus 1910 di Skopje, Macedonia, Agnes Gonxha Bojaxhiu dilahirkan sebagai bungsu dari tiga bersaudara. Keinginannya menjadi seorang suster misionaris tumbuh saat Agnes muda bergabung dengan kelompok muda-mudi Sodality, yang dijalankan oleh seorang romo Yesuit di parokinya.

Pada usia baru genap 18 tahun, Agnes memutuskan bergabung dengan Institut SP Maria (yang dikenal sebagai Para Suster dari Loreto) di Irlandia, dengan nama biara: Suster Maria Teresa, guna mengenang St. Teresa dari Lisieux.

Desember 1929, Suster Teresa dikirim ke Kalkutta. Usai mengucapkan kaul pertamanya Mei 1931, Suster Teresa ditempatkan di komunitas Loreto Entally di Kalkutta dan ditugaskan untuk mengajar di sekolah putri St. Maria. Nama "Bunda Teresa" sendiri mulai melekat padanya

Penampakan mukjizat perawan tersuci Santa Maria di Akita, Jepang kepada Sr Agnes Sasagawa

Gambar ini adalah foto asli seperti yang disiarkan oleh televisi Jepang pada Oct. 13, 1973. 
Peristiwa-peristiwa yang merupakan awal dari serangkaian peristiwa adikodrati yang berlangsung selama SEMBILAN TAHUN lamanya sejak 1973 hingga tahun 1982.

Mom theresa

Foto: "Orang-orang yang saling mengasihi satu sama lain secara penuh dan benar-benar adalah orang-orang yang paling bahagia di dunia. Mereka mungkin memiliki sedikit, mereka mungkin tidak memiliki apa-apa, tetapi mereka adalah orang-orang yang bahagia. Semuanya tergantung pada bagaimana kita saling mengasihi satu sama lain." - Beata Teresa dari Kalkutta

"Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." - Mat 6:21, Luk 12:34

Santa Bernadetha Soubirous, Pengaku Iman


Marie Bernadetha Soubirius lahir di Lourdes pada tahun 1884. Ia adalah anak sulung dari keluarga Francoius Soubirous, seorang pengusaha gilingan gandum yang jatuh miskin. Semasa remajanya, ketika berumur 14 tahun, ia sering sakit-sakitan sehingga tubuhnya tampak lemah dan gerakannya lamban. Meski demikian ia tetap bersikap ramah kepada semua orang. 

Kisah Pastor dan seorang Atheis

Suatu ketika, seorang ateis sedang makan bersebelahan dengan seorang pastor. Dengan sengaja dia memulai percakapan yang diarahkan untuk mempermalukan pastor saleh itu, yang dia ketahui dari busana collar yang dikenakan sang pastor.

"Apakah Anda seorang pastor?"

"Ya."

"Anda berkotbah tentang Alkitab?"

"Ya."

"Saya kira anda menemukan banyak hal yang tidak Anda mengerti di dalam Alkitab."

"Beberapa hal, memang iya." Jawab jujur pastor tersebut.

"Lalu apa yang Anda perbuat dengan hal-hal itu?"

"Saya memperlakukan sama seperti yang saya lakukan dengan tulang dari daging steak ini. Bila saya menjumpai sepotong tulang, saya menyisihkannya ke tepian piring. Lalu saya melanjutkan makan, biarkanlah kalau2 ada orang bodoh untuk memaksakan diri memakannya sehingga tulang itu tersangkut di tenggorokannya."

St. Karolus Lwanga

Foto: St. Karolus Lwanga, dkk (3 Juni)

Kekristenan masih merupakan hal baru di Uganda, Afrika, ketika suatu misi Katolik dimulai di sana pada tahun 1879. Para imam yang diutus adalah para imam Misionaris Afrika. Karena jubah mereka yang putih, mereka lebih dikenal dengan sebutan  “Imam-imam Putih”. Raja Mwanga tidak mengerti apa itu Kristen. Tetapi, ia menjadi amat marah ketika seorang Katolik, Yosef Mkasa, menasehatinya untuk memperbaiki cara hidupnya. Raja kemudian membunuh sekelompok orang Kristen dan Uskup Anglikan mereka. Raja Mwanga juga terlibat dalam kehidupan homoseksual. Ia terutama tertarik pada para pemuda pelayan istana. Murka raja Mwanga berubah menjadi rasa benci dan dendam terhadap Yosef Mkasa dan agamanya. Segelintir pejabat istana yang ambisius mengobarkan murka raja dengan dusta mereka. Yosef Mkasa dihukum penggal pada tanggal 18 November 1885. Penganiayaan pun dimulailah. Seratus orang terbunuh, dua puluh dua di antaranya kelak dinyatakan kudus.  

Dengan wafatnya Yosef Mkasa, Karolus Lwanga menjadi pemimpin guru agama dari para pelayan istana yang beragama Katolik. Pada tanggal 26 Mei 1886, raja mendapati bahwa sebagian dari para pelayannya telah menjadi Katolik. Ia memanggil Denis Sebuggwawo. Ia bertanya apakah Denis mengajarkan agama kepada pelayan-pelayan istana yang lain. Denis menjawab ya. Raja segera menyambar pedangnya lalu menusukkannya dengan keji ke tenggorokan pemuda itu. Kemudian, raja menyerukan bahwa tidak seorang pun diijinkan meninggalkan istana. Genderang perang ditabuh sepanjang malam. Dalam suatu ruangan tersembunyi, Karolus Lwanga secara sembunyi-sembunyi membaptis empat pelayan istana. Seorang di antaranya adalah St. Kizito, seorang remaja periang serta murah hati yang baru berumur tiga belas tahun. Dialah yang paling muda dalam kelompok mereka. St. Karolus Lwanga telah seringkali menyelamatkan Kizito dari nafsu jahat raja.

Sebagian besar dari keduapuluh dua martir Uganda yang telah dinyatakan kudus itu, wafat dimartir pada tanggal 3 Juni 1886. Mereka dipaksa berjalan tiga puluh tujuh mil jauhnya (± 60 km) ke tempat pelaksanaan hukuman mati. Setelah beberapa hari dipenjara, mereka dilemparkan ke dalam kobaran api. Tujuh belas dari para martir tersebut adalah para pelayan istana. Salah seorang dari remaja yang wafat dimartir adalah St. Mbaga. Ayahnya sendiri yang bertugas sebagai algojo pada hari itu. Seorang martir yang lain, St. Andreas Kagwa, wafat pada tanggal 27 Januari 1887. Ia termasuk salah seorang dari dua puluh dua martir yang dinyatakan kudus oleh Paus Paulus VI pada tahun 1964.

Sumber : http://yesaya.indocell.net

~Dv
St. Karolus Lwanga, dkk

Kekristenan masih merupakan hal baru di Uganda, Afrika, ketika suatu misi Katolik dimulai di sana pada tahun 1879. Para imam yang diutus adalah para imam Misionaris Afrika. Karena jubah mereka yang putih, m
ereka lebih dikenal dengan sebutan “Imam-imam Putih”. Raja Mwanga tidak mengerti apa itu Kristen. Tetapi, ia menjadi amat marah ketika seorang Katolik, Yosef Mkasa, menasehatinya untuk memperbaiki cara hidupnya. Raja kemudian membunuh sekelompok orang Kristen dan Uskup Anglikan mereka. Raja Mwanga juga terlibat dalam kehidupan homoseksual. Ia terutama tertarik pada para pemuda pelayan istana. Murka raja Mwanga berubah menjadi rasa benci dan dendam terhadap Yosef Mkasa dan agamanya. Segelintir pejabat istana yang ambisius mengobarkan murka raja dengan dusta mereka. Yosef Mkasa dihukum penggal pada tanggal 18 November 1885. Penganiayaan pun dimulailah. Seratus orang terbunuh, dua puluh dua di antaranya kelak dinyatakan kudus.

Dengan wafatnya Yosef Mkasa, Karolus Lwanga menjadi pemimpin guru agama dari para pelayan istana yang beragama Katolik. Pada tanggal 26 Mei 1886, raja mendapati bahwa sebagian dari para pelayannya telah menjadi Katolik. Ia memanggil Denis Sebuggwawo. Ia bertanya apakah Denis mengajarkan agama kepada pelayan-pelayan istana yang lain. Denis menjawab ya. Raja segera menyambar pedangnya lalu menusukkannya dengan keji ke tenggorokan pemuda itu. Kemudian, raja menyerukan bahwa tidak seorang pun diijinkan meninggalkan istana. Genderang perang ditabuh sepanjang malam. Dalam suatu ruangan tersembunyi,

Medali Sto. Benediktus

Santa Margaretha

Santa Margaretha dari Antiokia, Perawan dan Martir 

Margaretha adalah seorang perawan dan martir Kristen dari Antiokia, Turki. Di Gereja Timur, ia disebut sebagai Marina. Hari kelahiran dan kematiannya tidak diketahui pasti. Hal y
ang diketahui ialah bahwa ia hidup pada masa penganiayaan orang-orang Kristen oleh Kaisar Roma Diokletianus (284 - 305).
Menurut cerita, Margaretha adalah anak seorang imam kafir di Antiokia. Ia kemudian tidak diakui lagi oleh ayahnya sebagai anak kandung karena usahanya mengikuti pelajaran agama Kristen dan berniat menjadi Kristen. Setelah itu ia menjadi gembala. Olybrius, seorang pemuda, bermaksud meminang dia menjadi istrinya, namun ketika diketahui olehnya bahwa Margaretha telah menjadi Kristen dan telah mengikrarkan kaul keperawanan, Olybrius memangkap dan menyiksanya dengan kejam. Segala macam cara dilakukannya untuk membunuhnya dengan api dan air, namun semuanya itu tidak berhasil. Akhirnya Margaretha dipenggal kepalanya dan tewas sebagai martir Kristen. Margaretha termasuk orang kudus yang dihubungkan dengan Santa Joana dari Arc karena keberaniannya dan kesalehan hidupnya. 

Antara Argentina dan chile

Foto: Mungkin ada beberapa yang tau kalau gambar ini adalah Patung Kristus dari Andes, kisah nyata di bawah ini berhubungan dengan per-DAMAI-an dan latar belakang pembuatannya.

Antara Argentina dan Chile tidak pernah terjadi perang. 

Tapi pada tahun 1899, terjadi persengketaan perbatasan yang bisa memuncak ke perang terbuka. Pada Paska di tahun 1900, kedua angkatan perang dari kedua negara sudah mengambil posisi untuk saling menyerang dan perang sudah hampir tak terhindarkan.

Selama Trihari Suci, Monsinyur Bonaventura, Uskup Buenos Aires - Argentina, menyerukan perdamaian dalam homili2nya. Berita tentang kotbah perdamaian itu diteruskan ke seorang Uskup di Chile. perlahan-lahan, kotbah perdamaian itu menjalar, dan kedua pemerintahan negara itu dipaksa oleh rakyatnya untuk menyerahkan sengketa itu kepada Raja Edward VII dari Inggris sebagai penengah.

Akhirnya kedua pemerintahan menanda-tangani persetujuan dan sejak itu semua senapan di sepanjang perbatasan menjadi tidak berguna lagi, semuanya kemudian dibawa ke Buenos Aires, dicairkan dan dicetak menjadi patung Yesus, yang sekarang kita kenal sebagai "Kristus dari Andes" dengan tangan kanan memberi berkat dan tangan kiri memegang salib.

Akhirnya diputuskan bahwa patung besar itu akan dibawa naik ke pegunungan setinggi 13.000 kaki di perbatasan. Patung tersebut diangkut oleh kereta-kereta yang ditarik oleh bagal. Dan pada bagian pendakian yang curam, patung tsb ditarik dengan tali oleh para serdadu dan pelaut.

Pada tanggal 13 Maret 1904, patung itu ditegakkan dan masih berdiri sampai sekarang.

Di salah satu dasar dari patung itu tertulis:
"Pegunungan ini sendiri akan runtuh dan menjadi abu sebelum rakyat Chile dan Argentina melupakan perjanjian suci yang mereka ucapkan dalam sumpah di kaki Kristus."

Pada sisi lain tertulis teks dari Efesus 2:14:
"Karena Dia-lah damai sejahtera kita, yang telah mempoersatukan kedua pihak."
+++

Setelah beberapa waktu masih ada cerita pendek tentang gerutuan dari pihak Chile karena patung itu menghadap ke arah negara Argentina dan membelakangi Chile. Beberapa orang Chile yang cinta damai berkata, 

"Itu tidak apa-apa. Kristus perlu mengawasi pihak Argentina." -Christian Notes
===

"Quæ communiter possidentur communiter negliguntur."--"Sesuatu yang dimiliki bersama, biasanya diabaikan."

[In Cruce Salus, Pada Salib Ada Keselamatan. De Imitatione Christi, II, 2, 2]Antara Argentina dan Chile tidak pernah terjadi perang.

Tapi pada tahun 1899, terjadi persengketaan perbatasan yang bisa memuncak ke perang terbuka. Pada Paska di tahun 1900, kedua angkatan perang dari kedua negara sudah mengambil posisi untuk saling menyerang dan perang sudah hampir tak terhindarkan.

Selama Trihari Suci, Monsinyur Bonaventura, Uskup Buenos Aires - Argentina, menyerukan perdamaian dalam homili2nya. Berita tentang kotbah perdamaian itu diteruskan ke seorang Uskup di Chile. perlahan-lahan, kotbah perdamaian itu menjalar, dan kedua pemerintahan negara itu dipaksa oleh rakyatnya untuk menyerahkan sengketa itu kepada Raja Edward VII dari Inggris sebagai penengah.

Akhirnya kedua pemerintahan menanda-tangani persetujuan dan sejak itu semua senapan di sepanjang perbatasan menjadi tidak berguna lagi, semuanya kemudian dibawa ke Buenos Aires, dicairkan dan dicetak menjadi patung Yesus, yang sekarang kita kenal sebagai "Kristus dari Andes" dengan tangan kanan memberi berkat dan tangan kiri memegang salib.

Akhirnya diputuskan bahwa patung besar itu akan dibawa naik ke pegunungan setinggi 13.000 kaki di perbatasan. Patung tersebut diangkut oleh kereta-kereta yang ditarik oleh bagal. Dan pada bagian pendakian yang curam, patung tsb ditarik dengan tali oleh para serdadu dan pelaut.

Pada tanggal 13 Maret 1904, patung itu ditegakkan dan masih berdiri sampai sekarang.

Di salah satu dasar dari patung itu tertulis:
"Pegunungan ini sendiri akan runtuh dan menjadi abu sebelum rakyat Chile dan Argentina melupakan perjanjian suci yang mereka ucapkan dalam sumpah di kaki Kristus."

Pada sisi lain tertulis teks dari Efesus 2:14:
"Karena Dia-lah damai sejahtera kita, yang telah mempoersatukan kedua pihak."
+++

Setelah beberapa waktu masih ada cerita pendek tentang gerutuan dari pihak Chile karena patung itu menghadap ke arah negara Argentina dan membelakangi Chile. Beberapa orang Chile yang cinta damai berkata,

"Itu tidak apa-apa. Kristus perlu mengawasi pihak Argentina." -Christian Notes
==
=

News


Foto: Saat rombongan Paus melintas melalui taman Quinta de Boa Vista , seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun mengenakan jersey bola Selecao - kemudian diketahui bernama Nathan de Brito - melompati rintangan dan mendekati jip putih Paus, di mana ia diterima oleh Paus Fransiskus dengan hangat, dan sang bocah itu berbisik di telinga Paus : "aku memiliki pesan yang sangat penting bagi Bapa Suci ... aku ingin menjadi seorang imam."

Pada saat itu Paus, tampak bergerak, mencengkeram penuh kehangatan sang bocah pada dadanya dan mengatakan kepada anak itu. "Impianmu mulai terpenuhi hari ini. Saya akan berdoa untuk mu, tetapi kamu juga harus berdoa untuk saya.

Dengan gemetar serta menutupi wajahnya, penuh emosi dan kegembiraan, anak laki-laki itu kembali ke ayahnya, yang bahagia dan bahkan lebih bangga pada anaknya karena peristiwa unik dan langka itu.

Sumber : Zenit News Agency

Disadur secara bebas dengan penyesuaian oleh:

~Dv
Saat rombongan Paus melintas melalui taman Quinta de Boa Vista , seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun mengenakan jersey bola Selecao - kemudian diketahui bernama Nathan de Brito - melompati rintangan dan mendekati jip putih Paus, di mana ia diterima oleh Paus Fransiskus dengan hangat, dan sang bocah itu berbisik di telinga Paus : "aku memiliki pesan yang sangat penting bagi Bapa Suci ... aku ingin menjadi seorang imam."

Pada saat itu Paus, tampak bergerak, mencengkeram penuh kehangatan sang bocah pada dadanya dan mengatakan kepada anak itu. "Impianmu mulai terpenuhi hari ini. Saya akan berdoa untuk mu, tetapi kamu juga harus berdoa untuk saya.

Dengan gemetar serta menutupi wajahnya, penuh emosi dan kegembiraan, anak laki-laki itu kembali ke ayahnya, yang bahagia dan bahkan lebih bangga pada anaknya karena peristiwa unik dan langka itu.

Sumber : Zenit News Agency

News


Pihak resmi Gereja Katolik, Minggu (21/7), menyatakan telah terjadi mukjizat atas seorang perempuan Italia, Danila Castelli, usai dia berkunjung ke tempat ziarah umat katolik di Lourdes, di Perancis barat daya, tahun 1989. Castelli sembuh total dari penyakit darah tinggi akut yang dideritanya sejak usia 34 tahun.

Castelli lahir pada Januari 1946 menderita krisis darah tinggi (hipertensi) serius dan mendadak. Dia mengalami tekanan darah tinggi yang tak terkendali pada usia 34 tahun. 

Santo Dominikus

Dominikus dilahirkan di Castile, Spanyol, pada tahun 1170. Ia adalah putera keluarga Guzman. Ibundanya adalah Beata Yoana dari Aza. Ketika Dominikus berusia tujuh tahun, ia mulai bersekolah. Pamannya, seorang imam, membimbingnya dalam pelajaran.

Setelah beberapa tahun lamanya belajar, Dominikus menjadi seorang imam juga. Ia hidup dengan tenang dalam doa dan ketaatan bersama para imam lainnya. Tetapi Tuhan mempunyai rencana yang indah bagi Dominikus. Ia dipanggil untuk mendirikan suatu ordo religius yang baru. Ordo tersebut diberi nama Ordo Praedicatorum (OP = Ordo Para Pengkhotbah) atau “Ordo Santo Dominikus”, sesuai namanya.

Para imam Dominikan berkhotbah tentang iman. Mereka berusaha meluruskan kembali ajaran-ajaran sesat Albigensia. Semuanya itu bermula ketika Dominikus sedang dalam perjalanan melewati Perancis Selatan. Ia melihat bahwa bidaah Albigensia telah amat membahayakan orang banyak. Dominikus merasa berbelas kasihan kepada mereka yang bergabung dengan bidaah sesat tersebut. Ia berusaha menyelamatkan mereka. 

Saturday, August 3, 2013

Persemayaman Nossa Senhora Aparecida

Foto: Persemayaman Nossa Senhora Aparecida di Brasil adalah salah satu tempat yang akan dikunjungi oleh Paus Fransiskus selama kunjungannya di sana. 

Nossa Senhora Aparecida adalah Pelindung negara Brasil dan devosi rakyat kepada Bunda Aparecida berlangsung sejak tahun 1717, berawal dari sebuah peristiwa pada bulan Oktober pada tahun itu, dua orang nelayan berdoa kepada Bunda Maria memohon kepadanya hasil tangkapan yang baik pada hari itu. Ketika mereka menarik jaring ikan, mereka menemukan di dalamnya sebuah bentuk kecil patung Bunda Maria dan banyak ikan. 

Setelah peristiwa tersebut, Basilika pertama yang dibaktikan kepada Nossa Senhora Aparecida dibangun pada tahun 1834. Dan segera tempat Kudus tersebut menarik perhatian banyak peziarah. Seabad kemudian, sebuah persemayaman seluas 18.000 meter kubik dibangun untuk menampung semua peziarah. 

Nama "Aparecida" berasal dari bahasa Spanyol yang bearti 'penampakan', karena terkabulnya doa para nelayan melalui perantaraan Bunda Maria. 

Sekarang setiap harinya, Persemayaman Kudus ini menerima kehadiran sekitar 200.000 peziarah dan hampir lebih dari 11 juta setiap tahun, menjadikannya sebagai tempat peziarahan Maria yang paling banyak dikunjungi di dunia, melebihi Gua Maria Lourdes dan Fatima. Di sini para peziarah menyalakan lilin untuk bersyukur kepada Maria atas karunia yang mereka peroleh, sebagian dari mereka meninggalkan surat-surat dan gambar-gambar untuk bersyukur atau untuk membuat doa khusus. 

Veni Sancte Spiritus Veni per Mariam.

(Shirley Hadisandjaja)

Persemayaman Nossa Senhora Aparecida di Brasil adalah salah satu tempat yang akan dikunjungi oleh Paus Fransiskus selama kunjungannya di sana.

Santa Anna dan Santo Yoakim, Orangtua Santa Perawan Maria

Foto: Santa Anna dan Santo Yoakim, Orangtua Santa Perawan Maria (26 Juli)

Anna dan Yoakim adalah orangtua kandung Santa Perawan Maria, Bunda Yesus, Putera Allah. Keduanya dikenal sebagai keturunan raja Daud yang setia menjalankan kewajiban – kewajiban agamanya serta dengan ikhlas mengasihi dan mengabdi Allah dan sesamanya. Oleh karena itu keduanya layak di hadapan Allah untuk turut serta dalam karya keselamatan Allah. 
Dalam buku-buku umat Kristen abad ke-2, nama ibu Anna sangat harum. Diceritakan bahwa sejak perkawinannya dengan Yoakim, Anna tak henti-hentinya mengharapkan karunia Tuhan berupa seorang anak. Namun cukup lama ia menantikan tibanya karunia Allah itu. Sangat boleh jadi bahwa Anna sesekali menganggap keadaan dirinya yang tak dapat menghasilkan keturunan itu sebagai hukuman bahkan kutukan Allah atas dirinya, sebagaimana anggapan umum masyarakat Yahudi pada waktu itu. Karena itu diceritakan bahwa ia tak henti - hentinya tanpa putus asa berdoa kepada Allah agar kiranya kenyataan pahit itu ditarik Allah dari padanya. Setiap tahun, Anna bersama Yoakim suaminya berziarah ke Bait Allah Yerusalem untuk berdoa. Ia berjanji, kalau Tuhan menganugerahkan anak kepadanya, maka anak itu akan dipersembahkan kembali kepada Tuhan. 
Syukurlah bahwa suatu hari malaikat Tuhan mengunjungi Anna yang sudah lanjut usia itu membawa warta gembira ini: "Tuhan berkenan mendengarkan doa ibu! Ibu akan melahirkan seorang anak perempuan, yang akan membawa suka cita besar bagi seluruh dunia!" Dengan kegembiraan dan kebahagiaan yang besar, Anna menceritakan warta malaikat Tuhan itu kepada Yoakim. 
Setelah genap waktunya, lahirlah seorang anak wanita yang manis. Bayi ini diberi nama Maryam, yang kelak akan memperkandungkan Putera Allah, Yesus Kristus, Juru Selamat dunia. Bagi Anna, Maryam lebih merupakan buah rahmat Allah daripada buah koderat manusia. Kelahiran Maryam menyemarakkan bahkan menyucikan kehidupannya dan kehidupan keluarganya. 
Kehidupan ibu Anna tidak diceritakan di dalam Injil- Injil. Kisah tentang hidupnya diperoleh dari sebuah cerita apokrif. Cerita ini secara erat berkaitan dengan kisah Perjanjian Lam tentang Anna, ibu Samuel. Ibu Anna dihormati sebagai pelindung kaum ibu, khususnya yang sedang hamil dan sibuk mengurus keluarganya. Orang-orang Yunani mendirikan sebuah basilik khusus di Konstantinopel pada tahun 550 untuk menghormati ibu Anna. Di kalangan Gereja Barat, Paus Gregorius XIII (1572-1585) menggalakkan penghormatan kepada ibu Anna diseluruh Gereja pada tahun 1584. 
Nama Yoakim dan Anna sungguh sesuai dengan maksud pilihan Allah. Yoakim berarti "Persiapan bagi Tuhan", sedangkan Anna berarti "Rahmat atau Karunia". 

Sumber : http://www.ekaristi.org

~Dv
Anna dan Yoakim adalah orangtua kandung Santa Perawan Maria, Bunda Yesus, Putera Allah. Keduanya dikenal sebagai keturunan raja Daud yang setia menjalankan kewajiban – kewajiban agamanya serta dengan ikhlas mengasihi dan mengabdi Allah dan sesamanya. Oleh karena itu keduanya layak di hadapan Allah untuk turut serta dalam karya keselamatan Allah.
Dalam buku-buku umat Kristen abad ke-2, nama ibu Anna sangat harum. Diceritakan bahwa sejak

ST. Botvid


Botvid dilahirkan di Swedia. Ia hidup di penghujung abad kesebelas. Pemuda ini dibesarkan sebagai seorang kafir. Tetapi ketika ia pergi ke Inggris, ia menjadi seorang Kristiani. Meski bukan seorang imam, Botvid merasakan suatu kerinduan yang berkobar untuk mewartakan pesan Injil. Ia rindu membagikan kekristenannya kepada orang-orang setanah air. Ia akan menjadi seorang misionaris awam.

"JERITAN BATIN SEORANG PUTRI"


"JERITAN BATIN SEORANG PUTRI"

Setelah misa pagi di sebuah "Kapel" di Manila-Filipina, aku kembali ke rumah. Kuaktifkan laptopku, lalu membaca tanggapan serta pesan teman-teman, baik di wallku maupun di beberapa group di mana aku biasanya memposting cerita dan renungan. Ada pesan yang menarik di inboxku dari seorang gadis, yang setelah kubalasnya, kumintah izin darinya untuk menuliskan kisahnya dalam tulisan berserakan yang Anda sedang baca sekarang ini.

Santo Yustinus de Yakobis, Uskup dan Pengaku Iman


Foto: Santo Yustinus de Yakobis, Uskup dan Pengaku Iman 
(30 Juli)

Yustinus lahir di San Fele, Italia pada tanggal 9 Oktober 1800. Dari empatbelas orang bersaudara, Yustinus adalah anak ketujuh dalam keluarganya. Ketika masih kecil, ia tinggal di Napoli. Kemudian pada umur 18 tahun, ia masuk Kongregasi Misi di tempat asalnya. 
Ia benar-benar menghayati panggilannya dengan konsekuen. Menurut kesan kawan - kawannya, ia adalah seorang biarawan yang dicintai Tuhan dan sesama manusia, karena sifat-sifatnya yang menyenangkan banyak orang: rendah hati, ramah dan suka bergaul dengan siapa saja. Setelah ditabhiskan menjadi imam, ia bekerja diantara orang-orang miskin dan melarat di luar kota. Ia membantu mendirikan pusat Kongregasi baru di Napoli dan kemudian diangkat sebagai superior di Lecce. Ia dikenal luas oleh banyak orang karena tindakan-tindakannya di luar acara rutin sehari-hari. Ia memelihara dan merawat para penderita wabah kolera di Napoli tanpa mengenal lelah dan menghiraukan kesehatannya sendiri. Karena itu semua orang sangat menghormati dan mencintai dia. 
Pada tahun 1839 ia diutus sebagai Prefek dan Vikaris Apostolik ke Etiopia, sebuah daerah misi baru di benua Afrika. Di sana selama dua tahun, ia memusatkan perhatiannya pada usaha mengenal segala sesuatu menyangkut negeri itu: rakyatnya, bahasanya dan adat istiadatnya. Dengan sifat-sifatnya yang baik dan cara hidupnya yang menarik, ia berhasil menghilangkan kecurigaan rakyat setempat. Kata-katanya yang menawan dan lembut memberi kesan pada hati banyak orang bahwa kehadirannya di tengah mereka adalah sebagai sahabat dan pelayan bagi mereka. 
Meskipun ia berhasil sekali dalam tugasnya, namun ia sama sekali tidak terlepas dari banyak kesulitan seperti semua orang lain yang memperjuangkan keluhuran hidup. Tidak sedikit pemuka rakyat iri hati dan membenci dia. Kesulitan besar datang tatkala William Massaia diangkat sebagai Uskup Etiopia. Salama, seorang pemuka Gereja Optik melancarkan kampanye anti Gereja Katolik. Oleh pemimpin setempat, Kolose kolose Katolik ditutup dan agama Katolik dihalang - halangi perkembangannya. Uskup William Massaia diusir pulang ke Aden. Sebelum berangkat, Uskup Massaia dengan diam – diam mengangkat Yustinus de Yakobis sebagai uskup di Massawa. Sebagai uskup, Yakobis menabiskan 20 orang imam asal Etiopia untuk melayani umat Katolik yang berjumlah 5000 orang dan membuka kembali kolose-kolose. 
Pada tahun 1860, Kadaref Kassa menjadi raja. Ia segera mendesak Salama untuk kembali melancarkan pengejaran terhadap semua orang beragama Katolik. Uskup Yakobis sendiri ditangkap dan dipenjarakan selama beberapa bulan. 
Uskup Yakobis menghabiskan masa hidupnya di sepanjang pantai Laut Merah. Dalam perjalanannya menuju ke Halai, ia jatuh sakit karena keletihan dan kurang makan. Ia meninggal dunia pada tanggal 31 Juli 1860 di lembah Alghedien.

Sumber: http://www.ekaristi.org

~Dv

Yustinus lahir di San Fele, Italia pada tanggal 9 Oktober 1800. Dari empatbelas orang bersaudara, Yustinus adalah anak ketujuh dalam keluarganya. Ketika masih kecil, ia tinggal di Napoli. Kemudian pada umur 18 tahun, ia masuk Kongregasi Misi di tempat asalnya.
Ia benar-benar menghayati panggilannya dengan konsekuen. Menurut kesan kawan - kawannya, ia adalah seorang biarawan yang dicintai

DOA KEPADA ST. RAFAEL

DOA KEPADA ST. RAFAEL
Ya Tuhan, dalam kebaikanMu yang tak terlukiskan Engkau telah menjadikan St. Rafael yang mulia sebagai pelindung umatMu dalam peerjalanan.
Dengan rendah hati kami mohon kepadaMu agar kami dapat dituntunnya di jalan keselamatan dan memperoleh pertolongannya saat jiwa kami dalam bahaya.
Demi Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin

DOA KEPADA ST. MIKHAEL

DOA KEPADA ST. MIKHAEL

Santo Mikhael, Malaikat Agung, belalah kami pada hari pertempuran; jadilah pelindung kami melawan kejahatan dan jebakan si jahat.
Dengan rendah hati kami mohon, kiranya Allah menghardiknya, dan semoga Engkau, hai Panglima Pasukan Surgawi, dengan kuasa Allah, mencampakkan ke dalam neraka setan dan semua roh jahat lain yang berkeliaran di dunia hendak membinasakan jiwa-jiwa. Amin.

Santo Ignasius Loyola, Pengaku Iman


Ignasius Loyola lahir di Azpeitia di daerah Basque, Propinsi Guipuzcoa, Spanyol Utara pada tahun 1491. Putera bungsu keluarga bangsawan Don Beltran de Onazy Loyola dan Maria Sanchez de Licona ini diberi nama Inigo Lopez de Loyola. Semenjak kecil hingga masa mudanya, Ignasius mengecap kenikmatan hidup mewah di lingkungan istana. Ia dididik dalam tradisi dan kebiasaan hidup istana yang ketat. Pada tahun 1517, Ignatius menjadi tentara kerajaan Spanyol. Empat tahun kemudian, pada tanggal 20 Mei 1521, Ignasius menderita luka parah terkena peluru ketika mempertahankan benteng Pamplona dari serangan tentara Prancis. Penderitaan fisik dan mental yang hebat ini ditanggungnya dengan sabar dan berani dalam perawatan selama hampir satu tahun.

MENGENANG TERBUNUHNYA MGR. YOHANES ARTS MSC, PARA PASTOR MSC, PARA BRUDER MSC SERTA 10 ORANG BIARAWATI 30 JULI 1942.

Pernahkah anda tahu, bahwa di tanah Langgur Kei - Maluku Indonesia Timur,pernah berdiri sebuah kevikariatan besar setingkat Keuskupan Agung saat ini, bernama Vikariat Apostolik New Guinea ?

Vikariat ini didirikan pada tanggal 29 Agustus 1920 dan dipercayakan kepada tarekat Hati Kudus. Vikariat ini membawahi Maluku, Papua, Kepulauan Fiji dan Salomon serta Australia dan Selandia Baru. Vikariat ini dipimpin oleh Vikaris Apostolik Mgr Yohanes Arts, Msc, sebagai Vikaris pertama.
Dalam kepemimpinannya, Mgr Yohanes Arts Msc mendirikan tarekat Maria Mediatriks (TMM), sekolah-sekolah, rumah sakit dan pusat pertukangan dan perbengkelan. Beliau dikenal sebagai Vikaris yang baik dan ramah.

Tepat pada tanggal 30 Juli 1942, Mgr Yohanes Arts Msc, dibunuh secara kejam oleh tentara Jepang di pantai Langgur bersama 12 pastor, bruder Msc serta 10 biarawati.
Berdasarkan data yang di dapat, nama para pastor dan bruder yang dibunuh antara lain :

Santo Eusebius Vercelli, Uskup dan Martir


Eusebius lahir di pulau Sardinia, Italia kira-kira pada tahun 283. Namanya yang berarti 'kesayangan' sesuai benar dengan kenyataan hidupnya di kemudian hari. Ia disayangi Tuhan dan seluruh Gereja karena dengan gigih membela ajaran iman yang benar di hadapan para penganut Arianisme, dan dengan penuh kasih sayang menggembalakan umatnya di Vercelli hingga meninggal dunia.

Ayahnya meninggal dunia ketika ia masih kecil. Lalu ia dibawa ibunya ke Roma untuk belajar di sana. Di kota Roma ia ditabhiskan menjadi Lektor dan menjadi pelayan imam dalam setiap setiap perayaan Kurban Misa. Untuk melanjutkan studinya, ia pindah ke Vercelli, Italia Utara. Di sana ia terus bertumbuh menjadi seorang yang saleh hidupnya. Pada tahun 340, ia ditabhiskan menjadi Uskup Vercelli. Sebagai uskup, ia berusaha membina imam-imam yang berkarya dikeuskupannya agar hidup lebih sesuai dengan jabatan mereka. Untuk itu ia membentuk suatu persekutuan hidup seperti biara bersama imam-imamnya. Konon persekutuan hidup bersama yang

SANTO NIMATULLAH KASSAB (1808-1858)

ORANG KUDUS DARI TANAH ARAB:

Terlahir dengan nama Youssef (Yusuf) Kassab di Hardin (daerah utara Lebanon), Santo Nimatullah merupakan salah satu dari 7 anak hasil perkawinan George Kassab dan Maryam Raad.

Pada masa kecilnya, Youssef belajar di sekolah yang diajar oleh Ordo Maronit Lebanon di Biara Santo Antonius. Setelah lulus, ia sendiri kemudian masuk biara ordo tersebut pada tahun 1828.

Di hari-hari awal kehidupan biaranya, Youssef bekerja menjilid dan merapikan buku-buku milik biara. Setelah mengucapkan kaul kebiaraannya, ia diberi nama baru: "Nimatullah", yang berarti nikmat / berkat dari Allah. Ia lalu diutus ke Biara Santo Siprianus dan Yustina di kota Kfifan, di mana ia melanjutkan belajar filsafat dan teologi.

Santo Stefanus 1

Santo Stefanus I, Paus dan Martir


Pria kelahiran Roma ini menjadi Paus pada tanggal 12 Mei 254 hingga wafatnya pada tanggal 2 Agustus 257. Kepemimpinannya atas Gereja Kristus berlangsung antara masa pemerintahan Kaisar Decius dan Valerianus yang diwarnai dengan penganiayaan terhadap orang-orang Kristen. Paus Stefanus terkenal luas karena membela sahnya permandian yang diberikan oleh seorang bidat. Pembelaannya itu dilancarkannya sebagai perlawanan terhadap Siprianus, Uskup Kartago bersama Uskup-uskup Afrika dan Asia Kecil lainnya yang mengajarkan bahwa permandian yang diberikan oleh seorang bidat tidaklah sah karena pribadi pelayanannya berada dalam keadaan berdosa dan karena itu tidak pantas melayani sakramen. Dalam pembelaannya Paus Stefanus menekankan bahwa rahmat Sakramen berasal dari Kristus sendiri, bukan dari pribadi pelayannya.

Stefanus juga menghadapi masalah-masalah gerejawi di Spanyol dan Prancis. Di Spanyol, ketika Kaisar Decius melancarkan penganiayaan

SANTO CHARBEL MAKHLUF (1828 - 1898) dari Gereja Katolik Timur Ritus Maronit

ORANG KUDUS DARI TANAH ARAB

Charbel (Sharbel) Makhluf (kadang dieja "Makhlouf"), terlahir dengan nama Youssef Antoun Makhluf, adalah salah satu dari 5 anak pasangan Antoun Zaarour Makhluf dan Brigitta Chidiac. Keluarga ini hidup di Desa Bekaa Kafra di pegunungan Lebanon. Ayah Youssef meninggal saat ia masih berusia 2 tahun.

Youssef dibesarkan dalam keluarga yang saleh, dan sejak kecil ia sudah tertarik dengan kehidupan membiara. Pada tahun 1851 (usia 23 tahun), Youssef masuk biara Ordo Maronit Lebanon di kota Mayfouq, sebelum kemudian dipindahkan ke daerah Jbeil. Di Biara St. Maron di Jbeil inilah Youssef mengucapkan kaul kebiaraannya dan mengambil nama "Charbel", mengikuti Santo Charbel, seorang martir dari Antiokhia. Charbel kemudian belajar filosofi dan teologi di Biara Santo Siprianus dan Yustina di Kfifan; salah satu dosennya adalah Santo Nimatullah Kassab.

Santo YOHANES MARIA VIANEY

Santo Yohanes Maria Vianney, Pengaku Iman (4 Agustus)

Mulanya ia dianggap remeh karena kelambanannya dan kebodohannya. Setelah ditabhiskan menjadi imam, ia tidak diperkenankan uskup melayani sakramen pengakuan dosa karena dianggap tidak ma
mpu memberi bimbingan rohani. Setelah beberapa, ia ditempatkan di paroki Ars, sebuah paroki yang terpencil, dan tak terurus. Di paroki ini Yohanes Maria Vianney mengabdikan dirinya dan menjadikan desa Ars sebuah tempat ziarah bagi umat di segala penjuru.

Yohanes Maria Vianney lahir pada tanggal 8 Mei 1786 di desa Dardilly, Lyon-Prancis. Ayahnya, Mateus Vianney, seorang petani miskin. Ibunya serorang yang taat beragama. Masyarakat setempat kagum dan suka pada mereka karena cara hidup mereka yang benar-benar mencerminkan kebiasaan hidup Kristiani. Semenjak kecil, Yohanes sudah terbiasa dengan kerja keras dan doa yang tekun berkat telandan orangtuanya.

Santa Ursula


Santa Ursula dkk, Perawan dan Martir

Kisah kehidupan Ursula tidak banyak diketahui. Kisah yang diturunkan di sini sudah bercampur sedikit dengan cerita legenda. Namun hal itu tidak mengurangi nilai keperawanan dan kemartiran Ursula dkk. Nama Ursula dikenal luas karena usahanya untuk membela ajaran iman dan mempertahankan kemurnian dirinya. Diilhami oleh kepribadiannya itu, Santa Angela Merici tidak segan-segan memilih Ursula sebagai pelindung bagi tarekat religius suster-suster yang didirikannya di Brescia pada tahun 1535. Tarekat suster-suster itu kini lazim dikenal dengan nama "Tarekat Suster-suster Ursulin" (OSU). Tarekat ini berkarya juga di beberapa wilayah keuskupan di Indonesia.

Santo Laurensius


Santo Laurensius, Martir
Laurensius termasuk salah satu dari ketujuh diakon agung yang bekerja membantu Sri Paus di Roma. Oleh Paus Sixtus II (257-258), Laurensius ditugaskan mengurus harta kekayaan Gereja dan membagi-bagikan derma kepada para fakir miskin di seluruh kota Roma. Ia juga melayani Sri Paus dalam setiap upacara keagamaan. Ketika Sri Paus Sixtus II ditangkap oleh serdadu-serdadu Romawi, Laurensius bertekad menemani dia sampai kematiannya. Kepada Paus, ia berkata: "Aku akan menyertaimu kemana saja engkau pergi. Tidaklah pantas seorang imam agung Kristus pergi tanpa didampingi diakonnya." Sixtus terharu mendengar kata-kata Laurensius itu. Lalu ia berkata: "Janganlah sedih dan menangis, anakku! Aku tidak sendirian. Kristus menyertai aku. Dan engkau, tiga hari lagi, engkau akan mengikuti aku ke dalam kemuliaan surgawi".

Kisah para Kudus


2. St. Rochus (1295-1327) dan Seekor Anjing
St. Rochus lahir di Montpellier, Prancis. Ayahnya adalah gubernur daerah itu. Pada saat kelahirannya, Dilaporkan bahwa St. Rochus ditandai secara ajaib di dadanya dengan sebuah salib merah. Ketika dia berusia 20 tahun, orang tuanya dibunuh. Meskipun dia diwarisi kekayaan dan pemerintahan Montpellier, St. Rochus menolak kekayaan itu dan memberikannya kepada orang-orang miskin. Dia menyerahkan tampuk pemerintahan Montpellier kepada pamannya.
Dia merasakan panggilan batin untuk pergi ke Italia. Menyamar sebagai peziarah miskin, ia berangkat dengan berjalan kaki. Di sepanjang jalan, dia mendapati desa demi desa terjangkit wabah penyakit. Menyadari panggilan yang sebenarnya, St. Rochus berjalan dari desa ke desa, tinggal di setiap desa selama beberapa minggu dan membaktikan dirinya untuk merawat dan menyembuhkan orang-orang yang terjangkit wabah penyakit. St. Rochus tidak pernah takut terjangkit tetapi terus-menerus membantu menyembuhkan setiap orang sakit yang ia temui. Banyak dari orang-orang desa sembuh. St. Rochus juga membantu menyembuhkan hewan ternak dan  hewan-hewan lainnya.

Kisah para Kudus...


1. St. Fransiskus Assisi dan Serigala di Kota Gubbio.
St. Fransiskus Assisi, yang terkenal sangat dekat dengan para binatang-binatang. Seringkali diceritakan bahwa St. Fransiskus Assisi tidak hanya mewartakan kabar gembira kepada orang-orang saja tapi juga kepada burung-burung dan ikan-ikan. Burung-burung dan ikan-ikan ini dengan setia mendengarkan khotbah St. Fransiskus Assisi dan baru pergi bila St. Fransiskus Assisi selesai berkhotbah dan menyuruh mereka pergi. Kisah interaksi St. Fransiskus dengan binatang yang paling terkenal adalah kisah St. Fransiskus Assisi menjinakkan seekor serigala di kota Gubbio.

Para Malaikat Agung ALLAH (Mikhael, Gabriel, Rafael)


ST.Mikhael.
St. Mikhael adalah Panglima Perang Balatentara Surgawi. Namanya berarti "Siapa dapat menyamai Tuhan?" yaitu pertempuran dahsyat bala tentara surgawi melawan pemberontakan Lucifer, si raja iblis.
St. Mikhael beberapa kali ditampilkan dalam Kitab Suci, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Dalam Kitab Daniel bab 10 dikisahkan bagaimana Mikhael menenangkan hati Daniel setelah Daniel memperoleh suatu penglihatan. Mikhael berjanji untuk menjadi penolongnya dalam segala hal. Dalam Kitab Daniel bab 12, Mikhael disebut sebagai “pemimpin besar  yang akan mendampingi anak-anak bangsa pilihan Tuhan.” Dalam Kitab Yudas ayat 9 diceriterakan bagaimana Mikhael bertengkar dengan iblis mengenai mayat Musa. Dalam Kitab Wahyu bab 12, Yohanes menggambarkan pertempuran besar di surga di mana Mikhael berhasil menghalau para malaikat yang memberontak dari surga. Oleh karena kemenangannya itu, Gereja Katolik mengangkatnya sebagai Pelindung Gereja. Malaikat Agung St. Mikhael biasa dilukiskan berpakaian baju baja, membawa tombak dan kakinya menginjak leher seekor naga.   

Doa Sri Paus Clement XI





Tuhan, 

Aku percaya kepada-Mu: tambahkanlah imanku.

Aku mempercayakan diriku pada-Mu: kuatkanlah iman kepercayaanku.
Aku mengasihi Engkau: biarlah aku semakin mengasihi Engkau.
Aku menyesali dosa-dosaku: perdalamlah penyesalanku.
Aku menyembah-Mu sebagai asal-mulaku: aku mendambakan Engkau sebagai akhirku.
Aku memuji Engkau sebagai penolongku selalu: mempercayakan Engkau sebagai pelindungku yang terkasih. 
Bimbinglah aku dengan kebijaksanaan-Mu, hiburlah aku dengan belas kasih-Mu, lindungilah aku dengan kuat-kuasa-Mu. 
Aku mempersembahkan kepada-Mu:

Mengenal Santo Kristoforus.


Ada beragam legenda seputar hidupnya. 
Yang paling populer adalah bahwa ia seorang bertubuh raksana, putera seorang raja kafir yang menikah dengan seorang perempuan Kristen yang berdoa kepada Bunda Maria memohon anugerah seorang anak. 
Semula Kristoforus bernama “Offerus”; Pekerjaanya membopong orang menyeberangi sungai. (Sumber lain mengatakan bahwa ia bernama “Reprobus” sebelum dibaptis)
Nama Kristoforus berarti “Pembawa Kristus”. Ia adalah santo pelindung mereka yang bepergian, teristimewa mereka yang mengendarai mobil. Popularitasnya semakin meningkat pada Abad Pertengahan. Namun demikian, bukti menegaskan adanya devosi yang tersebar luas bahkan sebelum masa ini. St Remigius dari Rheims dimakamkan pada tahun 532 dalam sebuah gereja yang dipersembahkan kepada St Kristoforus; Paus St Gregorius Agung (wafat tahun 604) menyebutkan dalam surat-suratnya adanya sebuah biara yang dipersembahkan kepada St Kristoforus; dan Brevir Mozarabic dan Missale St Isidore dari Seville (wafat tahun 636) memiliki sebuah ofisi khusus yang dipersembahkan kepadanya.